Arsip untuk Oktober, 2009

Kritik yang menyebutkan deklarasi pasangan H Marwan Hamami dan H Usman Effendi sebagai langkah terburu-buru disikapi kalem oleh tim pemenangan H Usman Effendi.
Juru Bicara tim pemenangan Usman, Lesmana Budy mengatakan, kritik tersebut merupakan bentuk dinamika dan kekayaan demokrasi. Komentar plus maupun minus pasti akan muncul tergantung dari kacamata dan siapa orang yang berbicara.
Yang pasti, baik Pak Marwan mau pun Pak Usman telah melalui proses lahir batin sebelum memutuskan untuk berpasangan. Tidak hanya didukung kajian dan analisa manusiawi, tapi juga atas dasar konsultasi dengan Allah Swt melalui shalat istikhoroh, kata Lesmana, Selasa (27/10).
Alumnus IAIN SGD Bandung yang fasih berbahasa Arab ini menambahkan, sah-sah saja orang memberikan penilaian terhadap keputusan pasangan Marwan-Usman untuk mendeklarasikan diri lebih dini dibanding calon lainnya. Menurut Lesmana, komentar-komentar yang muncul tidak lepas dari kepentingan tertentu.
Tapi kami senang karena banyak masukan yang memperkaya ide-ide, sehingga menjadi salah satu referensi dalam menentukan langkah strategis berikutnya, ujarnya.
Lesmana menegaskan, selain karena hasil istikhoroh, pasangan Marwan-Usman sepakat untuk menempuh jalur independen dan parpol sekaligus. Dalam hal ini, Usman yang sejak awal telah berangkat dari jalur independen tetap memperkuat jaringannya, sedangkan Marwan akan berjuang untuk merebut tiket pencalonan dari Partai Golkar.
Saya kira ini yang tidak dimiliki oleh pasangan lain. Pasangan Marwan-Usman bisa memiliki dua tiket sekaligus untuk pencalonan bupati/wakil bupati. Jadi, saat Pak Marwan menantikan pelaksanaan Musda Partai Golkar dan Rapimda, Pak Usman terus melakukan penguatan jaringan independen di lapangan sekaligus mensosialisasikan pasangan ini kepada publik, paparnya.
Nilai plus dari strategi pasangan ini, sambung Lesmana, masyarakat akan lebih cepat mengenal Marwan-Usman sebagai calon pemimpin mereka. Hal itu sekaligus merupakan wujud keseriusan dan pembelajaran politik yang cerdas.
Sementara ini masyarakat diombang-ambing oleh informasi yang tidak jelas, karena belum ada pasangan lain yang memberikan kepastian kepada publik untuk berpasangan dalam Pilkada mendatang, katanya. Dengan tampilnya pasangan Marwan-Usman, hal itu menjadi sebuah pencerahan dari kevakuman dan kebekuan yang terjadi saat ini.
Kalau memang sudah cocok berpasangan, kenapa harus menunggu-nunggu. Ada pun tiket untuk lolos ke arena Pilkada bisa diperjuangkan sambil jalan. Dengan keputusan pasangan ini, masyarakat pun akan melihat bahwa pasangan ini telah siap dan mantap untuk memimpin Kabupaten Sukabumi, tandasnya.
Lesmana juga mengungkapkan bahwa kombinasi Marwan-Usman yang akan menggabungkan kekuatan Parpol-Independen merupakan kombinasi harmonis. Melalui jalur independen, Usman akan mempersiapkan kekuatan suara lebih dini sehingga peluang untuk menang dalam Pilkada jauh lebih besar.
Ditambah kekuatan Partai Golkar yang akan diperjuangkan oleh Pak Marwan, peraihan dukungan masyarakat akan jauh lebih besar, termasuk untuk kemitraan legislatif nantinya, tambahnya.
Selain itu, sebagai Wakil Bupati Sukabumi, Marwan memiliki tingkat popularitas yang hanya dapat disaingi oleh Bupati Sukabumi, H Sukmawijaya.
Marwan dikenal sebagai pribadi yang cepat tanggap terhadap kritik dan laporan dari masyarakat. Dia tak sungkan-sungkan mengumumkan nomor telepon selulernya pada stiker yang ditempel di angkot-angkot sebagai media untuk menyampaikan keluhan dan kritikan.
Sedangkan Usman, jauh-jauh hari sebelum mencalonkan diri sudah memiliki jaringan sampai ke tingkat desa karena bidang usahanya sangat erat kaitannya dengan masyarakat perdesaan. Dia didorong oleh masyarakat perdesaan yang sering dikunjunginya untuk maju ke arena Pilkada 2010. (expose)

Aparat Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) Kabupaten Sukabumi menghentikan kegiatan pembangunan sebuah hotel di Kampung Cibutun, Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan.
Tindakan tegas ini berdasarkan bukti, selain tidak memiliki surat izin mendirikan bangunan (IMB), bangunan tersebut melanggar batas sempadan pantai yakni kurang dari 100 meter terhadap bibir laut saat air pasang.
Kami akan kami memanggil pemilik bangunan untuk dimintai keterangan. Dua jenis pelanggaran yang dilakukan pemilik bangunan adalah tidak memiliki IMB dan SITU serta lokasi bangunan yang melanggar garis sempadan pantai, kata Kasi Pengendali Operasi (Dal Ops) Satpol PP Kabupaten Sukabumi Akhmad Jayadi, Selasa (27/10) di ruang kerjanya.
Bangunan itu, lanjut Jayadi, terletak pada titik 30 meter dari garis sempadan pantai. Aparatnya menghentikan secara paksa kegiatan pembangunan hotel berlantai dua dengan 16 kamar tersebut. Sebelumnya, Satpol PP mengirimkan tim pengintai untuk mengumpulkan dan menjaring informasi di lapangan.
Jayadi menambahkan, setelah diketahui adanya pelanggaran serius, permasalahan bangunan tersebut diambil alih oleh Satpol PP. Sejauh ini, Kantor Kecamatan Simpenan belum mengeluarkan surat rekomendasi untuk persyaratan dalam mengurus IMB dan SITU yang diusulkan pemilik bangunan.
Camat Simpenan, kata Jayadi, sudah dua kali melayangkan surat teguran dan perintah penghentian kegiatan pembangunan kepada pemilik bangunan.
Namun kedua surat itu tidak mendapat tanggapan. Perda No 21 Tahun 2000 Tentang IMB dan Perda No. 22 Tahun 2000 Tentang SITU menyebutkan, bangunan tidak boleh berdiri sebelum pemiliknya mengantungi surat IMB dan SITU.
Sementara itu, pemilik bangunan, Basula menyatakan, dia akan segera menyelesaikan perizinan dari kantor kecamatan hingga Pemkab Sukabumi. Basula menyayangkan kebijakan Satpol PP yang menghentikan kegiatan pembangunan.
Dalam kegiatan pembangunan yang dikelolanya, kata dia, terdapat buruh bangunan yang kebanyakan warga Desa Kertajaya. Pengurusan izin sedang dijalankan. Saya minta dukungan dari DPRD dalam menghadapi persoalan ini, kata Basula.(expose)

Sejumlah pasangan calon bupati dan calon wakil bupati yang akan bertarung di pilkada Kabupaten Sukabumi 2010 terus bermunculan
Kali in ,pasangan H.Lukas Mulyana dan Usman Fakih yang sementara ini berangkat dari pasangan independen, siap maju dalam ajang pilkada 2010 mandatang.
Menurut Lukas ketika ditemui , dirinya siap dan akan maju kembali di pilkada mendatang di bulan Juni 2010 yang akan bergandengan dengan Usman Fakih sebagai cawabupnya.
Saya akan mencalonkan lagi sebagai cabup, perpasangan dengan Usman Fakih yang merupakan putra Palabuhanratu. Dalam pencalonan ini, kami belum menggunakan kendaraan politik, melainkan sementara ini dari pasangan independen. Kalau tidak aral melinbtang Insaya llah kami akan mendeklarasikan secara resmi pada November nanti ,” ujarnya
Tidak hanya itu, Wakil Bupati Sukabumi H.Marwan Hamami juga menyatakan akan mencalonkan kembali menjadi cabup walaupun hingga kini masih merahasiakan pasangan cawabupnya. Marwan mmenyatakan sudah siap maju sebagai cabupdalam pilkada nanti yang hingga kini masih merahasiakan pasangannya. (expose)

20 ribu minuman keras (miras), berbagai macam merk hasil Operasi jajaran Polres Kabupaten Sukabumi dimusnahkan di halaman Mapolres Kab.Sukabumi Kamis,(22/10). Pemusnahan itu dihadiri, Ketua DPRD Badri Suhendi,S.Ip Ketua MUI KH Ansori Amrullah beserta para undangan lainnya.
Pemusnahan ini sebagai bentuk kepedulian dalam memerangi penyakit masyarakat. Agar membuat efek jera kepada para pelaku atau penjual dan pengguna minuman keras,. Untuk menggerebek lokasi tersebut, tidak terlepas dari peran serta masyarakat yang selalu memberikan informasi. Selain itu, para ulama dan tokoh masyarakat yang selalu membantu petugas kepolisian.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu polisi untuk memerangi semua penyakit masyarakat dan tindakan kejahatan lainnya. Tanpa adanya peranan semua pihak, kami bekerja tidak akan optimal, kata Kapolres Kabupaten Sukabumi, AKBP Des Aditiawarman didampingi Kasat Reskrim Polres, AKP Ciptono.(expose)

Angin kencang yang melanda kawasan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, pada Rabu (21/10) sore, akibatnya puluhan rumah porak-poranda dan puluhan pohon tumbang.
“Dari hasil sementara Satlak PBP Kecamatan Palabuhanratu sedikitnya 81 rumah rusak, diantranya 76 rusak ringan dan 5 rumah rusak berat, serta 6 orang luka ringan. Ujar Dedi Chardiman Camat Palabuhanratu, saat ditemui di TKP Kamis (22/10)
Menurutnya, angin kencang terjadi sekitar pukul 16:30 WIB yang disertai hujan lebat tiba-tiba terjadi angin kencang yang memorak-porandakan atap rumah dan papan baliho sehingga membuat para warga tersebut histeris dan ketakutan,” katanya.
Ia mengatakan di dua kelurahan yakni kelurahan Citepus dan kelurahan Jayanti terdapat puluhan rumah yang rusak dan mayoritas pada bagian atap serta terdapat puluhan pohon yang tumbang. “Namun pohon yang tumbang tersebut mayoritas berukuran menengah dan hanya satu pohon dengan diameter sekitar 50 centimeter di Citepus tengah yang tumbang dan menimpa rumah Enjang Keswara (55) yang mengakibatkan rumah tersebut hancur dan mengenai penghuni yang ada didalamnya,” katanya.
Korban Yuyun Yulianti (43) yang sedang memasak saat terjadi angin kencang dan kemudian lari keluar rumah namun justru tertimpa genteng yang runtuh sehingga mengalami luka pada bagian kepala, sedangkan korban lainnya Ipin (8), Miftahudin (5) luka ringan dibagian kepala.
Setelah mendapat perawatan dan dijahit pada lukanya di Puskesmas para korban tersebut kemudian diperbolehkan pulang dan hanya rawat jalan saja.
Ia mengatakan saat ini kondisi sejumlah wilayah tersebut mulai kondusif dan beberapa pohon yang tumbang telah dibersihkan
Tim Satlak PBP Kecamatan Palabuhanratu bersama dengan masyarakat setempat dan langsung bergerak cepat untuk melakukan langkah antisipasi termasuk membersihkan pohon yang tumbang terutama yang menganggu lalu lintas.(expose)

Mobil jenis Carry yang membawa rombongan pengajian masuk ke dalam jurang setelah ditubruk kendaraan jenis Elf dari arah belakang, Sabtu (17/10) sore.
Saat musibah terjadi, kedua mobil tersebut sedang menuruni jalan di Cisarakan, Desa Buniwangi, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Dalam kecelakaan itu, dua penumpang tewas, 11 orang mengalami luka berat, dan 16 luka ringan.
Korban tewas, Juanda (60) dan Diah Anggraeni (4) menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan menuju Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Palabuhanratu dan RS R Syamsudin, SH Kota Sukabumi.
Sebanyak lima orang korban yang mengalami luka parah langsung dibawa ke Kota Sukabumi sedangkan 16 korban lainnya dirawat di RSUD Palabuhanratu. Evakuasi korban berlangsung hingga lepas magrib.
Informasi yang dihimpun di lokasi kecelakaan menyebutkan, awalnya dari arah Cikidang menuju Palabuhanratu, tiga mobil yang membawa rombongan pengajian berjalan beriringan. Iring-iringan itu terdiri dari dua mobil jenis Carry dengan nomor polisi B 2587 BQ dan B 8646 CL satu jenis Isuzu Elf nomor polisi B 7472 EI.
Ketika sedang menapaki turunan Cisarakan, mobil Isuzu yang dikemudikan Toni Haryanto (30) menubruk bagian belakang mobil Carry B 8646 CL yang disopiri Tutang Sangsaka (45). Akibatnya, mobil Carry oleng, hilang kendali, lalu keluar dari badan jalan.
Karena Tutang sudah tidak bisa mengendalikan setir, Carry terus melaju hingga akhirnya masuk ke dalam jurang yang kedalamannya 38 meter bersama 10 orang penumpangnya.
Bersamaan dengan itu, mobil Elf, sesaat setelah menubruk rekannya terpelanting ke kanan hingga melenceng dari badan jalan. Selanjutnya, mobil yang membawa 19 penumpang ini menabrak tebing yang terletak pada bahu kanan jalan lalu terjungkir. Setelah terjungkir, Elf masih terus berjalan sejauh beberapa meter dalam posisi terbalik.
Kondisi Carry ringsek akibat benturan sedangkan Elf mengalami rusak berat setelah terjungkir dan terseret. Para penumpang yang berada dalam mobil naas itu mendapat pertolongan dari warga setempat. Sebuah mobil milik PT Telkom yang sedang melintas di tempat kejadian digunakan untuk membawa korban ke RSUD Palabuhanratu. Korban pertama tiba di rumah sakit sekitar pukul 18.00 WIB.
Korban langsung ditangani tim medis IGD. Sementara itu warga terus melakukan evakuasi terhadap para korban yang berada di dalam jurang.
Proses evakuasi mengalami kesulitan terutama untuk korban yang masuk ke dalam jurang. Hari sudah malam. Untungnya evakuasi tidak terlalu lama, semua korban langsung dikirim ke RSUD Palabuhanratu, tutur Tintin, warga Desa Buniwangi, Kecamatan Palabuhanratu yang ikut menyelamatkan korban ketika ditemui di lokasi kecelakaan Minggu (18/10) pagi.
Sementara, Kepala Satuan Lalulintas (Kasat Lantas) Polres Sukabumi, AKP Yayan Sopyan menerangkan, bentuk jalan dari arah Cikidang menuju Palabuhanratu berkelok-kelok dan menurun. Kecelakaan sering terjadi di sekitar tikungan tajam. Yayan mengimbau para pengemudi yang melintas di jalur tersebut harus tetap menjaga kewaspadaan dan hati-hati.
Kami menghimbau pengguna jalan untuk hati-hati guna menghindari jatuhnya korban di jalan raya. Kecelakaan akan menimpa pada siapa pun. Tapi apabila pengemudi mematuhi rambu-rambu lalulintas, tingkat kecelakaan bisa ditekan, ujarnya. (expose)

Jelang penghargaan Adipura sejumlah wilayah di Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Salah satu adalah menertibkan para pedagang kaki lima serta bangunan liar
Kawasan yang dibersihkan adalah sepanjang jalan raya Cangehgar sampai dengan taman bunga Cimaja. Sebanyak 30 Petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sukabumi menertibkan pedagang yang mengenai bahu jalan dan trotoar.
Bukan hanya itu para petugas juga menertibkan para tukang ojeg yang mangkal dipersimpangan jalan dan trotoar sehingga menggangu para pejalan kaki yang ada.

Kepala satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sukabumi Sri Haryanto yang di damping Kepala Seksi Operasi dan pengendalian Polisi Pamong Praja Akhmad Jayadi, mengatakan, kegiatan ini dalam rangka menyambut penghargaan Adipura dan akan terus berlanjut sampai penilaian akhir pada tanggal 19 oktober nanti. Sekitar 30 personel yang dikerahkan, gabungan dari Dinas, Pertamanan, dan Kebersihan. Saat ditemui Pelita dikantornya Rabu,(14/10)

“Kami hanya mengadakan pendekatan dan peringatan secara persuasif , belum sampai ketahap penyitaan apabila dalam jangka tempo tiga hari para pedagang masih membandel kami akan bertindak tegas”, ungkapnya

Menanggapi penghargaan adipura yang digelar setiap satu tahun sekali itu, Wahyu, 27 tahun, karyawan swasta, mengaku kesal dengan sikap pemerintah Daerah. Mereka hanya membersihkan fasilitas publik saat menjelang penghargaan Adipura saja.

“Kalau tidak event seperti ini, mereka tidak mau,” ungkapnya.

Dia menilai banyak sekali fasilitas publik yang kotor dan tidak terurus.

Menurutnya, kegiatan ini hanya sebagai ajang mencari penghargaan semata. Bukan sebagai pemacu kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungannya.(expose)

Penataan kawasan Pantai Citepus di Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, yang dilakukan, menggusur sedikitnya 9 bangunan warung dan rumah makan warga yang berdiri disepanjang pantai Desa Citepus Kecamatan Citepus.

“Dari survei awal kami, memang setidaknya ada 12 bangunan milik warga yang nantinnya akan ditata terkait dengan program penataan kawasan Pantai Citepus” kata BPD Citepus, Hendi Suhendi, Senin,(12/10)

Ia mengatakan dalam penataan kawasan Pantai Citepus I pihaknya tetap memperhatikan serta mempertimbangkan hak kepemilikan warga atas 12 bangunan itu, dan tidak akan asal menggusur.

“Kami akan pikirkan juga bagaimana kehidupan mereka nanti. Untuk itu, setelah penataan ini, mereka akan diberi kompensasi bagi yang terkena penataan,” katanya.

“Dari hasil pendataan, bahwa semua bangunan yang ada memamg tidak mempunyai Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Sementara itu Iyos Sumantri Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (DISPARBUDPORA) Kabupaten Sukabumi, saat di temui Pelita membenarkan adanya pembongkaran bangunan dikawasan Citepus terkait penataan kawasan pantai sepanjang 200 meter, Ia mengatakan rencana penataan kawasan Pantai Citepus sepanjang 200 meter, harus terealisasi pada tahun ini.
”Ini program Pemerintah Daerah yang di biayai oleh Intergrated Coastal Management (ICM),sesuai dengan perencanaan pengembangan obyek wisata “Open Space” dengan penataan kawasan Citepus akan menjadikan proyek percontohan penataan kawasan pantai ,kami berjanji akan membuat Palabuhanratu seindah mungkin”, ujarnya.(expose)

Ratusan warga dari enam kampung di Desa Kertajaya Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi, berunjukrasa di depan halaman proyek PLTU yang dilanjurkan ke Pemda Sukabumi, Kamis (8/10) kemarin. Mereka menuntut sejumlah pembangunan fasilitas umum yang selama empat tahun diabaikan Pmerintah Daerah. Dari sejumlah tuntutan itu, warga meminta fasilitas penerangan jalan umum (PJU), perbaikan jalan raya, rekrutmen tenaga kerja lokal, hingga mempertanyakan tingginya tarif listrik.
Warga yang berunjuk rasa itu berasal dari Kampung Ciporekat, Sampora, Simpang, Cisaar, Gentong, dan Cibutun. Warga masa terpinggirkan itu mengibarkan bendera Gerakan Masyarakat Pengawas Birokrasi (Gemawasbi). Para pengunjuk rasa tiba menggunakan puluhan kendaraan roda dua dan empat dengan sasaran pertama PLTU di Cipatuguran Palabuhanratu.
Setelah puas menggelar orasi di PLTU, iring-iringan pengunjuk rasa bergerak menuju Gedung Perkantoran Pemkab Sukabumi.
Mereka menuntut bertemu Bupati Sukabumi untuk minta penjelasan karena merasa kurang diperhatikan pemerintah daerah. Namun Bupati menolak keinginan pengunjuk rasa yang akhirnya menunjuk Asda I Bidang Pemerintahan Bambang Ismubroto untuk menampung aspirasnya.
“Wilayah kami masih terbelakang. Setiap malam gelap karena tidak ada penerangan jalan umum. Selain itu sarana sudah rusak dan tarif listrik cukup tinggi. Bahkan kami tidak merasa dihargai dengan adanya PLTU yang tidak pernah merekrutmen tenaga kerja lokal,” Koordinator Lapangan (korlap) Supendi saat berorasi di halaman Pemkab Sukabumi.
Untuk menampung aspirasi para pengunjuk rasa, Pemda Kabupaten Sukabumi memang telah menyiapkan pejabat yang menjadi sasaran protes massa. Selain dihadiri Asda I Bidang Pemerintah Bambang Ismubroto, tampak hadir Manager PLN APJ Sukabumi Nono Mulyono bersama rombongannya. Sedangkan berkaitan dengan fasilitas jalan serta PJU, hadir seorang petugas Dinas Perhubungan.
Menanggapi keluhan massa terkait masalah listrik, Manager PLN APJ SUkabumi Nono Mulyono membantah adanya penggelembungan tarif pemasangan listrik baru. PLN hanya membebankan biaya sebesar Rp. 413.000 dengan daya 1.300 Watt bagi pemasangan baru. Pihaknya menghimbau masyarakat jangan memberikan peluang kepada calo yang.

UNJUKRASA DIHALAMAN PEMKAB SUKABUMI

UNJUKRASA DIHALAMAN PEMKAB SUKABUMI

Sedikitnya 39 pengusaha lokal yang tergabung dalam Forum Masyarakat dan Pribumi Palabuhanratu Sukabumi (FMP3S) mendatangi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Palabuhanratu. Mereka memprotes tindakan monopoli yang dilakukan PT Citra Mineral Persada (CMP) sebagai pemasok batu armor untuk pembangunan proyek PLTU. Sementara pengusaha lokal tidak pernah diberi kesempatan untuk menjadi pemasok.
“ Pihaknya sengaja datang ke PLTU untuk melakukan audensi dengan PT Shanghai China selaku main contractor proyek pembangunan PLTU terang Ketua FMP3S, M Redi Santosa, “Kami minta adanya transparansi dari pihak kontraktor utama. Jangan ada diskriminasi dan monopoli pengusaha. suplay batu armor yang diakomodir hanya PT Citra Mineral Persada (CMP) yang jelas-jelas perusahaan ini bukan asli pribumi,” kata Redi.

Rombongan yang hanya diterima pengawas proyek PLTU dari PT PLN (Persero). Padahal FMP3S menuntut keterbukaan PT Shanghai China dalam menunjuk suplayer batu armor.
“Sejak awal pihak kontraktor belum pernah mengajak bicara kepada masyarakat maupun pengusaha pribumi. Kontraktor hanya menunjuk PT CMP sebagai suplayer tunggal untuk menjadi suplayer batu armor. Sementara perusahaan lain tidak ada satu pun yang menjadi pemasok barang tersebut.tambah Ujang Sumitra selaku wakil ketua FMP3S
“FMP3S minta keadilan dan transparansi kontraktor PLTU dalam penunjukan PO batu armor. Apabila dalam pertemuan ini tidak ditindaklanjuti, kami akan melakukan aksi besar-besaran ke PLTU. Sikap PLTU yang mengabaikan potensi pengusaha lokal mengindikasikan tidak ada niat baik untuk membangun Kabupaten Sukabumi,” tandasnya.
Pengawas proyek pembangunan PLTU dari PT PLN (Persero) Marmin H.S mengatakan, pihaknya akan segera menyampaikan permasalahan yang disampaikan FMP3S.
Pasalnya PLN tidak punya kapasitas untuk memberikan PO atau pemesanan batu armor kepada pengusaha lokal. “Sah-sah saja masyarakat maupun pengusaha pribumi untuk meminta PO batu armor,” kata Marmin.(expose)